Rabu, 04 Mei 2016

Apa itu Kau?? My love

Apa itu Kau?

Awan putih yang cerah berderai sorak sorai kebahagiaan penduduk negeri Mosira. Cahaya mentari tepat menyinari singgasara sang mentari. Mereka semua berdiri dibawah batu panggung menunggu pimpinan yang mereka puja, akhirnya datang. Bagaimana tidak, hidup mereka berubah ditangan ratu yang kini menjadi Presiden di Negara tersebut. Semua terasa membahagiakan, terlukis jelas diwajah dan jiwa mereka.  Upacara disiapkan dengan sangat sempurna sebagai wujud kecintaan mereka pada sang pemimpin sekaligus peringatan keberhasilan penguasaan perdagangan dunia. Semua hasil bumi berhasil mereka ekspor setelah kemakmuran dalam negeri tercukupi. Bahkan teknologi berkembang sangat cepat.
Bunyi terompet terdengar, penduduk negeri Mosira bersorak sorai memanggil nama Presiden mereka. “Artcyfi,,,,ratu Artcyfi datang. Presiden agung Mosira.” Presiden yang mereka anggap ratu dan mereka puja karena memberi mereka kemakmuran akhirnya datang , keadaan sontak menjadi hening dan penduduk Mosira seraya menundukkan kepala mereka untu memberi salam kehormatan. Kemudian tepuk tangan menjadi meriah.
“Rakyat ku,,Inilah kebangkitan kita, negeri Mosira ! Terima kasih atas segala yang kalian beri pada negeri kita tercinta. Negeri Mosira! Ayolah kita kembali bangkit dan jangan puas akan semua ini karena kita harus tunjukkan bahwa Mosira adalah negeri terbaik. Kita buktikan bahwa Mosiralah sang dewi matahari terbit!” Tepuk tangan kembali terdengar seusai ucap Presiden Mosira yang membangkitkan semangat tersebut terurai. “Mulai hari ini kitalah matahari terbit dunia.”
Sambutan telah usai disusul pesta yang bergelimpang kemewahan serta kebahagiaan. Semua menari bersatu dengan alunan nada merajut dalam bebauan kemenangan, semua sangat menikmati. Beberapa pemuda saling bercakap membicarakan betapa cantiknya Presiden Artcyfi, disatu sisi Rethertari seorang anak dari raja terdahulu terus memandang salah seorang dari kerumunan pemuda itu. Seorang panglima besar negeri Mosira.
“Bagaimana bisa mereka melakukan ini pada ku dan keluargaku, lima generasi kami membangun negeri ini namun hanya dengan seorang anak yang tak jelas itu mereka beraninya melupakan kami. Ini keterlaluan!” Dengan nafas yang menggebu serta hentakan nafas kemarahan ia menatapnya dengan tajam
“Benarkah ini karenanya?” Meriaten yang merupakan bayangan dari Rethertari mencoba mengejeknya
“Apa maksud mu? “
“Ini tidak sepenuhnya tahta kan? Jendral!!” katanya sedikit memaksa
“Apa maksudmu? Ahhhhh....” sepertinya ia mulai terpojok atau berusaha menjaga kewibawaannya yang kemudian membawa langkah kakinya pergi dari kerumunan pesta tersebut.
“Putri, ayolah katakkan pada ku!” ucapnya yang segera mengikuti langkah jejak didepan dengan sigap
“Apa? Putri? Kau tak salah,kau gila?“ Ia dihadang oleh beberapa orang yang merasa bahwa dirinya gila atau bahkan tersihir dan seorang pembangkang.
“Sadarlah gadis kecil kini keluarganya bukanlah siapa pun yang berharga dan dia tak layak dipanggil begitu, jikalau Ratu Artcyfi medengar mungkin kau akan dipenggalnya.”
Langkah kaki Rethertari terhenti mendengar cibiran yang menggores luka dihatinya, kini bukan hanya ia yang terhina namun seluruh harga diri keluarganya “Berhenti, ku bilang berhenti berkata seperti seperti itu, tanpa keluarga ku Negeri Mosira tidak akan seperti ini?” Begitu mudahnya kalian melupakan jasa keluarga ku, Raja kalian. Sebelas, kalian lupa. Beraninya kalian membandingkan keluarga ku dengan Presiden kalian yang tak jalas asal muasalnya?”
“Apa kau bilang, kau, keluarga mu. Kami tak peduli. Negeri Mosira seperti ini karena Presiden Artcyfi, karena Ratu kami, ratu baru kami, Ratu Artcyfi, bukan karena keluarga mu yang membuat Negeri Mosira miskin.” Dibantahnya perkataan Rethertari oleh seorang warga yang didukung rakyat.
“ Kalian, beraninya kalian....”
“Hentikan!” Tanpa disangka Presiden Artcyfi datang diantara pertikaian tersebut “Aku menjadikan Negeri Mosira sebagai Negara Demokrasi agar rakyat ku bisa saling berpendapat bebas dengan memperhatikan etika, bukan menyakiti perasaan orang lain. Jangan sampai terulang lagi. ”Perintahnya  dengan penuh kebijaksanaan  kemudian membiarkan massa untuk bertindak dengan kedewasaannya.
“Jika bukan karena Ratu Artcyfi, kau akan...” ucap lagi beberapa penduduk
Presiden Artcyfi kemudian berbalik arah memandangi kerumunan massa itu lagi
“Negeri yang besar adalah Negeri yang tak pernah melupakan sejarah. Bersikaplah seperti itu rakyat ku, hargai! Jangan mempermalukan diri kalian sendiri.” Perkataanya membuat seluruh hadirin yang terlibat maupun tidak menjadi hening dan membubarkan segalanya.
Rethertari dan Meriaten terkapar ditengah bekas pesta yang semakin dipandang semakin kosong dan hening. “Aku tak percaya!”
.***.
Suasana semakin memburuk terutama dari penekanan otoriter sang Ratu Madona terhadap anaknya dan cucunya tidak mengancurkan rencananya. Reyna sangat dibuatnya tertekan, ia ingin sekali mendapat maaf dari ibundanya serta masuk dalam lingkungan istana. “Sampai kapan kau akan seperti ini? You’re a prospective queen. Pikirkan masa depan mu, masa depan keluarga kita dan masa depan negara kita.”
Tatapan mata yang begitu tajam terujuk atas ucapan sang ibunda “mengapa aku?”
“Karena hanya kau yang kami punya,nak.”
“Aku tak bisa, mengapa harus aku? Kenapa bunda, kenapa? Kau dapat memilih jalan yang kau inginkan walau kau tau itu tak benar, lalu kau memaksa aku. Kenapa? Maaf aku tak akan, maaf!” Langkahnya membimbing perputaran poros dan ia mulai melangkahkan kakinya.
“Ku mohon, lakukanlah! Bunda mohon, ini permintaan ku yang pertama dan terakhir.” Tanpa peduli ia tetap berjalan dan hanya sebercak air mata yang mengalir dimatanya. “Lakukanlah, paling tidak untuk negara mu.” Untuk kali ini langkah kakinya terhenti dan ia mengucap sepatah kata. “Jangan bawa masalah ini pada negara, ini untuk mu bukan yang lain.” Seusai itu ia meninggalkan segala yang mampu dilihat sang ibunda. Reyna hanya bisa melihat anak yang selama ini ia besarkan menghiraukannya seperti itu. Walau ia tau bahwa hal ini yang dulu ia tolok dan nyatanya ialah anak yang mirip dengannya namun bukan itu yang jiwanya harapkan. Tubuhnya bertunduk pada bumi dan mengharap hal yang ia tau mustahil.
Bintang sangatlah cerah tapi tak secerah malam yang ia ketahui adalah akhir dari harapan kembalinya ia ketempat asalnya. Ratu Madona mulai mendekati Reyna dan ia tertunduk pada nasib. Semua kebohongan terlontar dari bibirnya namun satu hal menyakitkan kembali ia dengar.
“ Dimana dia, jadi seperti ini. Jika hal ini gagal maka kau tau kan. Jangan menjadi pengkhianat untuk kedua kalinya.” Detak nadinya semakin tak teratur bersama dengan aliran tangis yang menyiksa, tubuhnya semakin jatuh dan benar benar ia menangis “Maafkan bunda nak, dimana kau? Bunda mohon, ku mohon datanglah!” Tangisannya teralut dalam bintang yang sedang numpang lewat.
“Kau bukan bunda ku.” Ucap tersebut membuat wajah sang ibundanya terlempar kearahnya. “Kau bilang tidak boleh cengeng, mengapa menangis?” Matanya penuh sendu dan ia berbalik arah, Reyna melihat dan tersenyum bangga dengan sang anak. Ia segera berdiri dan mengikuti sang anak masuk keruang aula kerajaan untuk melaksanakan tujuan.
Ratu Madona tak membuang waktu ia segera meminta perhatian agar semua rencananya tidak berkelok.” Hadirin sekalian mohon perhatian, kita akan segera memulai acara pertunangan Putri negeri Fossvahwa dengan pangeran Negeri Lav Istoc. Inilah Putri Chlrien Missvahwa.” Seketika ia mengikuti kumandang dan menunjukkan dirinya pada hadirin. Semua mata terpana pada kecantikan sang Putri tak terkecuali Pangeran Laiskey yang sedari tadi matanya terpana tanpa kedip. Dalam dalam dan semakin dalam begitu saja semua tentangnya menjadi ia ketahui. “Salam saya paduka.” Ia begitu kaget mendengar merdu suara sang Putri, tingkahnya mengundang tawa namun semua terbendung karena ia seorang Pangeran yang akan naik tahta setelah pernikahan ini.
Acara penyematan cincin simbolik dimulai, pengiring telah ada diantara mereka mengantarkan cincin. Pangeran Laiskey mengambil cincin tersebut dengan mata hatinya karena mata sejatinya tak lepas memandangi kecantikan gadis didepannya. Sementara Putri Chlrien dengan cepat menyematkan pada pria yang sebentar lagi akan menjadi suaminya. Ia masih belum dapat menerima hal itu dan segera meninggalkan ruangan menuju taman belakang istana, langkah kaki pun membimbing sang Pangeran ketempat yang dilalui sang Putri. Chlrien terus menatap cincin yang bersarang dijari manisnya dengan mat berkaca.
“Putri.” Sapa pangeran yang sedari tadi mengikuti. Sangat kaget itu yang dirasa sang Putri. “mengapa? Kau tak bahagia? Apa yang tidak kau suka?” pangeran mulai menghujani pertanyaan yang membuatnya terlihat terpojok.
“Bukan begitu, kau sangat menawan,terlihat baik dan cukup tampan namun ini sangat cepat. Ini pertemuan pertama jadi maafkan aku, bisakah? Ah,,, maafkan saya paduka.” Mengatakan itu membuat ia semakin bingung, sang pangeran mulai berjalan mengelilingi dirinya.
“Kau sangat cantik, dan polos.” Tubuhnya terhempas sedikit kedepan namun terdekap erat pada pelukan Pangeran muda itu.
“Jangan khawatir, semua milikmu. Aku menyukai mu bahkan cinta. Mungkin sangat sulit dipercaya namun ku rasa kau akan tau. Jadilah istriku, aku tak peduli tentang apa yang akan terjadi. Bersediakah ?” Perkataan tersebut terlihat sangat asing, seorang Pangeran. “Tapi,kau tak tau siapa aku!”
Pelukannya berhasil ia lepas dan itu membuat tanda tanya besar pada sang Pangeran. ”Sudah ku katakkan, aku tak peduli siapa dirimu dan bagaimana dirimu karena aku mencinta mu. Itu tak penting sekarang.” Hatinya semakin tak menentu dengan perkataan Pangeran yang baru saja ia dengar, langkah kakinya pun mendekati dirinya. Tubuhnya kembali didekap, ia hanya berpkir apa yang harus ia lakukan.
.***.
Suasana bandara sangat ramai, ia tak terbiasa dengan suasana seperti itu, dimana pun selalu dikawal. Pengalaman pertama untuk Raja Laiskey. Chlrien melihat perjuangan yang ia nilai cukup untuk mengawali perjalanan ini.
 “Aku seorang artis, apa itu tak masalah?” Disela keringat yang bercucuran ia berusaha menyakinkan itu bukanlah masalah besar. Namun apa harus dikata ini bukan seperti pemandangan yang biasa ia ketahui. Seorang Ratu hanya boleh melihat Raja namun ia mendapati Ratunya bermesraan dengan pria lain,walau hanya sebuah kedustaan namun hal itu  membuat hati, dan harga dirinya terhina.
“Film macam apa ini, tidak tau diri. Seharusnya mereka tau siapa kami, terutama laki-laki hidung belang itu. Ah...beraninya ia berciuman dengan Ratu ku.” Ia menghela nafas yang panjang, bulan madu yang jauh dari kata menyenangkan bahkan senyuman Chlrien jauh lebih lepas dibanding dengan pria lain. Ingin ia membunuh mereka semua.
“Kau baik? Jadi kau marah. Jika seperti itu kita akhiri saja sebelum lebih banyak yang kta korbankan.” Kedatangan Chlrien membuatnya senang sekaligus kecewa.
“Apa maksud mu. Enak saja, tidak aku...”
“Marah! Katakan saja” tanpa rasa taku seperti di negerinya ia mencela perkataan seorang Raja
“Tidak ,aku tidak....” belum usai ia keluarkan kata, ada seseorang yang datang dan mengalihkan perhatian Ratunya. “Hyun Kyo,....huh siapa dia?”
“Siapa kau, mengapa kau memanggil Ratu ku..Hyun Kyo?”
“Pria ini lucu, ia menyebutmu Ratu ,apa dia sasaeng fans. Kau harus berhati-hati mungkin ia akan menyakiti mu?” Ucapan Donghae membuatnya semakin tak mengerti, yang pasti ia marah sekali melihat Ratunya sangat akrab dengan pria lain. “Hyun kyo siapa, apa itu Ratuku, katakan hey....”  Hal itu yang selalu ia pikirkan sekarang.
“Bagaimana jika makan siang?” Tanpa mempedulikan teriakan dari Raja Laiskey, ia dengan santai mengajak Donghae makan siang bahkan ia tidak menawarkan pada Laiskey. Langkah Dong Hyun couple ini mulai terjadi meninggalkan Laiskey yang sangat kesal. Ia semakin kesal ditinggalnya sendiri.
“Kalian, mau kemana, hey... pria gila jangan bawa istriku.” Ia mengikuti jejak langkah dua orang didepannya.
Mereka menuju salah satu Restaurant ternama di daerag Gangnam. Pelayan mulai datang menawarkan buku menu. Ia menatap tajam kearah depan. Donghae dan Hyunkyo begitu akrab berbicara bahkan mereka saling bertanya menu apa yang akan dipesan. Kemudian ia hanya menjadi kambing congek yang mendengarkan guyonan dan tawa bahagia mereka selama menanti makanan. Saat makanan datang ia hendak mengambilkan makanan untuk disuapkan pada Ratunya namun apa daya harus ia lakukan bahwa ternyata Donghae telah menyuapinya dengan penuh mesra. Sesuah saus menodai salah satu sisi bibir kecil nan merah milik Putri Mahkota Negeri Fossvahwa, dengan penuh kelembutan tangan Donghae menyentuh bibir yang bahkan belum ia sentuh. Amarah yang menumpuk mengeluarkan asap pada ubun-ubunnya bahkan bom waktu yang sejak tadi tersimpannya pun semakin meledak.
“Menjauhlah kau,Singkirkan tangan kotormu. Dia Ratu ku dia istri ku, kau dengar dia Ratuku. Kau tak tau siapa kami. Kau kau kau...” Tangannya ditarik dan dibawa pergi hingga tak sempat menyelesaikan maksud. Mereka kembali ke Hotel, disana Chlrien mengutarakan kekecewaannya tanpa memikirkan perasaan Laiskey dan statusnya. Ia merasa ini kesempatan besar. Sangkin kecewanya Chlrien pergi meninggalkan Rajanya yang sedari tadi terdiam tanpa berkomentar.
Malam yang cukup dingin untuk musim panas. Suasana begitu hening, ia berdiri ditepi balkon hotel seorang diri sampai akhirnya sang Raja datang perlahan disampingnya setelah berpikir sangat panjang dan sangat dalam.
“Aku tau sekarang mengapa kau khawatir, namun kini aku pun mengerti! Aku tidak tau dunia luar, selama ini yang ku tau hanya hidupku dan ternyata aku sangat memalukan. Jadi bisakah kau maafkan diriku,.. tapi kau jangan besar kepala. Aku ini Raja, seharusnya kau...sudahlah.”
Sang Raja mulai berjalan mendekati Ratunya setelah melihat seberkas senyum tergores diwajahnya, yang kemudian mengkecup mesra sang Ratu lalu mendekapnya terlahan.
Chlrien mengantar Raja Laiskey kembali ke Kerajaan Lav Istoc dan ia bergegas melakukan aktivitas yang sebenarnya.
“Raja ku, mengapa anda membiarkan Ratu mu, anda tak takut kehilangannya?” Seorang penasihat kerajaan membanikan diri bertanya dan hasilnya. “Itu karena aku mencintainya, dan aku tak ingin ia pergi dariku.”
.***.
Kerajaan Mosira terus berkembang pesat menguasai sektor perdagangan Internasional, namun hanya Kerajaan belahan barat yang belum tersentuh. Kedua pihak sepakat untuk melangsungkan pertemuan mengenai kerjasama mereka. Presiden Artcyfi berusaha menyiapkan semua yang diperlukan demi berlangsungnya kerja sama yang akan  membuat negerinya semakin berkuasa terutama untuk menyaingi negeri besar seperti Kerajaan Lav Istoc dan Kerajaan Fossvahwa. Saat pertemuan berlangsung Raja Laiskey sangat dibuatnya terkaget dengan mrlihat Presiden Artcyfi. Ia hanya terdiam mengamati Presiden negara Mosira.
“Raja ku, hamba mohon maaf. Akankah anda merasa bahwa Presiden Artcyfi seperti....”
“Aku mengetahui maksud mu,tidak mungkin itu dia. Sudah tidak perlu minta maaf kau penasihatku.”
“Terima kasih paduka.” Ucap sang Penasihat Kerajaan Lav Istoc
Seusai pertemuan ia berusaha menghubungi Ratunya namun tak terhubung. Tentu membuatnya semakin curiga. Ia pulang dan berharap menemui Ratunya. Dengan penuh tergesa ia sanagt menyesal telah berpikir buruk mengenai Ratunya. “Ada apa suamiku?”
“Mengapa kau selalu membuat ku khawatir?”
Tanpa basa basi ia melepas rindunya. Dimalam hari ia selalu berpikir sebenarnya siapa Raja, ia atau istrinya. Hal ini dikarenakan istrinya begitu sibuk melebihi dirinya. Padahal yang ia tau Ratunya seorang desainer dan aktris, ibunya pemilik butik ternama, ayahnya pengusaha saham terbesar didunia dan neneknya Ratu Madona adalah Ratu Kerajaan Fossvahwa. Ia ingin sekali bicara dari hati kehati namun hal ini tak pkunjung terealisasi. Waktu semakin malam, ia mencari Ratunya dan mendapatinya sedang berkomunikasi via telephone. Kerajaan? Ia kaget mengapa ia bicara mengenai Mosira, apa hubungan semua ini. Ia mulai berpikir bahwa Ratunya seorang penghianat. Logika dan hatinya bertempur hebat, rasa cinta yang mendalam menyakinkan bahwa itu tak mungkin lalu mengapa bisa. Saat Chlrien masuk dihadapannya tatapannya mengundang tanya.
“Paduka, Ada apa? Megapa kau melihatku seperti itu?”
“Katakan dengan jujur, apa hubungan kau dengan Negeri Mosira? Kau menghianati kami?” hal itu menyetrum segujur jiwa raganya, namun ia tertawa kecil.
“Kau berpikir seperti itu, baiklah.”
Tak puas mendengar perkataan istrinya, rasa kecewa itu menumpuk dan berujung pada tamparan. Laiskey tak percaya dapat melakukan hal itu pada Ratunya tercinta ia benar lepas kontol dan meminta maaf namun dibalas senyuman licik.
“Anggap ini penebusan dosa ku. Aku bukan penghianat. Atau mungkin ya. Kau marah, kau Raja.Kau berusaha melindungi semua hal mengenai Kerajaanmu bukan. Itulah yang ku lakukan! Aku tak tahan melihat rakyatku idup miskin dan menderita. Aku ingin mereka merasakan menguasai dunia. Apa aku salah? Jika kau Rajanya, apa kau akan diam? Bukankah tidak! Itu yang ku lakukan.”
“Ratu ku apa maksudmu, jangan pergi. Ratu ku katakanlah. Chlrien katakan. Ini perintah raja, kau dengar. Ini perintah Raja?”
“O...Aku tak peduli, aku juga sepertimu ingin menjadi pemimpin yang melayani rakyat!”
Chlrien begitu saja meninggalkan keadaan tanpa menyelesaikannya. Ini membuat Raja Laiskey berpikir sangat keras untuk mengungkap apa yang sebenarnya terjadi. Pera menteri berbicara panjang lebar mengenai kerja sama dengan Negeri Mosira namun ia hanya terdiam memikirkan apa yang harus ia lakukan dengan bijaksana. Penasihat Raja mulai menyadarkannya.
“Paduka, apa anda sakit?”
“Aku mengerti maksud kalian,kalian kirim berkas itu kekediaman saya.” Para menteri semua bertanya dengan keadaan itu namun Raja sudah mengeluarkan perintah dan mereka harus melaksanakan. “Baik yang mulia.”
Semua penghuni Istana kaget melihat ruangan Raja kosong dan hanya menyisakan secaik surat. Beliau mengatakan bahwa ia akan kembali saat penandatanganan kerja sama dengan Negeri Mosira. Ia mendarat di bandara yang pertama kali ia kunjungi bersana Ratu Chlrien.
.***.
Ia memutuskan untuk pergi mengunjungi pria yang dulu membuatnya cemburu. Ditengah lokasi syuting ia menjadi benalu, memaksa untuk bicara. Semua orang protes namun Donghae memandangi Laiskey dan perasaannya mengatakan untuk memberi kesempatan kepada Laiskey.
“Hey bro, kau terlihat sangat agresif. Siapa kau? Sebentar biar kau tebak,aaa.. Kau fans Hyun kyo yang memanggilnya Ratu ku, Istri ku(ia mempraktekan dengan gaya lebay). Seorang sasaeng fans?” tanpa buang waktu Laiskey bertanya “Siapa dia?”
“Apa maksud mu?” ucap Donghae dengan sedikit terkejut
“Siapa itu Hyun Kyo?” Donghae bingung mendengar pernyataan itu “Kau bukan fans nya, jadi...” mereka berdua mulai bercerita, Laiskey mulai tau bahwa hyukyo adalah Ratunya.
“Kapan kau mengenalnya,boleh ku tau ceritanya?”
“3 tahun yang lalu. Kami satu management, dia... sangat special. Sebelum aku tau dia istrimu, aku menyukainya.”
“Apa kalian sedekat itu?” tanya Laiskey dengan ragu
“Sejak dia datang, memang pusat perhatian telah dimilikinya. Bahkan aku sangat berjuang untuk dapat sedekat ini. Aku jatuh cinta, bukan hanya aku tapi semua hyung ku dan dongsaengku pun menaruh hati padanya. Dia selalu bertutur kata lembut dan unik. Wanita dambaan.” Donghae mengenang kisah awal pertemuan dengan Hynkyo
“Manis dan lembut kata mu?”
“Dia tak pernah berkata dengan bahasa tak baik namun perkataannya sangat menusuk.”
“Sebenarnya kami pernah menjalin hubungan, namun dia membingungkan. Terkadang dia sangat otoriter dan egois namun terkadang ia bisa sangat manis dan lembut bahkan menjadi wanita dewasa.”
 “Nasibku tak jauh beda. Aku memang menikahinya namun hanya sebuah skenario perjodohan.”
“Apa kau mencintainya?”
“Sangat... Cinta itu begitu menyerap dalam aliran darahku saat aku pertama menatapnya. Tatapan sihir.”
“Ya kau benar.”
“cincin itu?” Laiskey melihat kearah cincin di leher Donghae
“Ini miliknya, dia sangat menyukai kalung. Cincin ini pertama ku beli untuknya saat pernyataan cinta ku. Namun hanya kenangan yang mungkin hanya aku yang ingat” ucapnya dengan mata sedikit berkaca
“Boleh ku tau, mengapa hubungan kalian berakhir.” Tanya Leiskey terhati-hati
“Entahlah aku ini tak jelas. Dia pergi menghilang begitu saja dan tiba-tiba muncul bersamamu. Aku berharap saat ia kembali aku dapat melamarnya agar dia tak perlu menghilang namun seperti ini.”
“Hubungan kalian belum berakhir! Aku merebutnya darimu? Aakkkuuu...maaf.”
“untuk apa?”
“Maaf karena berteriak padamu, maaf karena aku mempermalukanmu, maaf karena membuatmu menderita, maaf karena telah merepotkanmu, maaf karena aku merebut dia dari mu, maaf membuatmu mengenang hal pahit, maaf karena aku menagis dihadapanmu.”
“Sudahlah. Aku hanya ingin kau menjaganya dengan baik, bahgiakan dia. kau ini kan Raja, jangan mengangis.”
“Kau sendiri menangis.”
Mereka menangis bersama beberapa detik hingga mereka salng menatap dan sadar serta merapihkan segalnya seperti tak ada apa pun dan kembali ke masalah inti.
“Mengapa dia mengubah namanya?” Tanyanya kepada lawan bicaranya
“Haaahhh,,,,oh itu. Sejak aku mengenalnya, Choi Hyon Kyo lah namanya. Jadi kalian benar-benar seorang Raja dan Ratu.” Donghae berbalik bertanya
“Namanya Chlrien Missvahwa, ia adalah cucu tunggal Kerajaan Fossvahwa dan aku Laiskey Dewa Nahwagung, Raja Karajaan Lav Istoc.” Jelasnya. Dengan tercengang ia mendengarkan penjelasan yang ia tak tau apa yang jelas. Mulutnya tebuka beberapa centimeter dan kepalanya jatuh ditahan tangan sendiri.
.***.
Laiskey kembali dengan sejuta pertanyaannya yang ada dikepala maupun dihatinya. Ia membaca banyak buku untuk megusir kegundahan sekaligus mencari pemecah masalah. Ia terdiam dan berpikir cukup lama pada kalimat “Gangguan Identitas Disosiatif”.
Ia kembali pada sahabat baru didunia lain, ia menceritakan semua yang ia baca dan yang ia pikirkan. Kemudian Donghae terdiam sejenak. Ia teringat pada suatu hal.
“Dosen itu......”
“Ada apa?”
“Saat aku pergi ke Universitas Oxford, saya bertemu dengan salah seorang Mahasiswa yang wajahnya sangat mirip dengan Hyunkyo namun identitasnya berbeda. Saat aku menanyakan pada pihak Universitas ternyata ia benar mahasiswi Oxford.”
“Kau yakin?” Pikirannya semakin penuh dengan pertanyaan baru ketika Donghae memberi anggukkan dari pertanyaan yang ia beri.
.***.
Pikiran tersebut terus tengiang hingga ia tiba di negeri Mosira. Tatapan matanya mencari apakah ada Ratunya disini. Saat Presiden Artcyfi masuk ia memandangi bahwa benarkah ia Ratu Chlrien, dia istrinya dan dia gila. Ia selalu bertanya didalam hati dan pikirannya. Saat keputusan kerja sama disepakati, kedua perwakilan kedua pihak maju untuk menandatangani surat kesepakatan. Dari Negeri Mosira diwakili oleh Presiden Artcyfi dan Laiskey adalah perwakilan dari Negeri Lav Istoc dan Fossvahwa. Saat mereka saling menatap dan berjabat tangan. Laiskey meraih tangan wanita didepannya,dan menatapnya penuh misteri hingga membuatnya sedikit takut dan kesakitan
“Siapa kau, lepaskan!” Semua hadirin dibuatnya terpana, ada beberapa yang berusaha menolong. “Kau....tidak tau diriku...benarkah!” Melihat wajah wanita didepannya, ia yakin bahwa ia tak berbohong tapi ... ia akhirnya ingat bacaan yang ia baca “kau gila?” Semua terkaget mendengar ucapan Raja Laiskey, pihak Kerajaan Mosira merasa tak terima dan menganggap ini adalah penghinaan. Wanita itu hanya tertawa. Semua lebih bingung melihat Presiden Mosira, ia tak tersinggung tapi tertawa. Apa ia benar gila, hal itu yang dipikirkan para hadirin. “Chlrien, kau itu memang kau. Kau istri ku?”
Wanita itu pun keluar lalu Laiskey mengikutinya untuk mendapat kepastian. Dengan sekuat kecepatan lari, ia meraih tangan wanita tersebut.
“Ratuku, kau ratu ku. Katakan, itu tak masalah.” Wanita itu mendiamkan langkahnya dan kemudian menuju pria itu hingga tangannya lepas.
“Paduka, maafkan saya. Ya, aku Chlrien. Aku ratu mu, memang ada apa? Mengapa kita disini?.” Laiskey cukup puas dengan jawaban itu dan bertanya. “Mengapa kau menjadi Artcyfi, Presiden Mosira?”
“Artcyfi siapa dia, suamiku?” Jawaban yang sangat mengejutkan, menimbulkan petir baru. Chlrien yang nampak tak mengerti dan Laiskey yang dibuatnya semakin bingung, Leiskey berusaha menahan semua tanya yang mendesak otaknya. Akhirnya mereka pergi meninggalkan aula tersebut, mereka makan malam bersama. Seusai makan malam itu, Laiskey mencari istrinya. Ia menghilang, dan pulang tanpa ratunya. Ia menyuruh seluruh orang mencari istrinya termasuk rakyat Mosira yang ternyata kehilangan Presidennya.
Waktu berlalu dan kabar Ratu Chlrien belum diketahui begitu pula dengan Presiden Artcyfi dan Hyun Kyo. Mereka menghilang ditelan bumi. Hal itu membuktikan bahwanya dugaan yang Laiskey pikirkan adalah kebenaran mutlak. Kondisi ini membuat perekonomian negeri Mosira menurun, mereka saling membahu bukan untuk pertumbuhan ekonomi melainkan menemukan Ratu Lav Istoc dan Presiden Artcyfi. Walau pada akhirnya pihak Kerajaan Lav Istoc memutuskan  mengakhiri kerja sama mereka,yang dinilai sudah tak menguntungkan.
Untuk kesekian kalinya ia pergi mengadakan kerja sama dengan negara lain semenjak Ratunya menghilang.Namun keli ini berbeda. Ia pergi bersama rombongan kerajaan. Ratu Madona dan anaknya Putri Reyna ikut dalam pertemuan tersebut. Kerajaan Fossvahwa mulai tidak percaya dengan kerajaan menantunya semenjak menghilangnya Cucu tunggal pewaris tahta, Putri Chlrien Missvahwa. Mereka takut pihak kerajaan Lav Istoc berkhianat dan menusuk mereka.
Saat didepan ruangan aula seorang wanita berjalan diarah berlawanan. Laiskey menabrak wanita tersebut. Wanita itu hampir terjatuh dan ditangkap oleh dekapan Laiskey. Semua kaget dengan peristiwa tersebut. Bukan karena tabrakannya namun akibat wajah wanita itu mirip dengan Chlrien Missvahwa. Tak lama wanita itu bangkit dan menundukkan kepala untuk minta maaf namun semua orang hanya fokus memandanginya. Ia mengulangi perkataannya dengan lebih keras.
“Maafkan aku, permisi.” Melihat respon yang sama ia langsung pergi karena bingung. Beberapa langkah kepergiannya Laiskey mengejarnya dengan sigap dan meraih tangannya.
“Apakah itu kau? Kau Istri ku, Ratu ku. Putri Chlrien Missvahwa? Apa itu kau?” Hasil pertanyaan itu hanya berupa senyuman manis. Lalu wanita tersebut pergi menghilang dari pandangan mereka semua.
.***.

THE END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar