Apa itu Kau?
Awan
putih yang cerah berderai sorak sorai kebahagiaan penduduk negeri Mosira.
Cahaya mentari tepat menyinari singgasara sang mentari. Mereka semua berdiri
dibawah batu panggung menunggu pimpinan yang mereka puja, akhirnya datang.
Bagaimana tidak, hidup mereka berubah ditangan ratu yang kini menjadi Presiden
di Negara tersebut. Semua terasa membahagiakan, terlukis jelas diwajah dan jiwa
mereka. Upacara disiapkan dengan sangat
sempurna sebagai wujud kecintaan mereka pada sang pemimpin sekaligus peringatan
keberhasilan penguasaan perdagangan dunia. Semua hasil bumi berhasil mereka
ekspor setelah kemakmuran dalam negeri tercukupi. Bahkan teknologi berkembang
sangat cepat.
Bunyi
terompet terdengar, penduduk negeri Mosira bersorak sorai memanggil nama
Presiden mereka. “Artcyfi,,,,ratu Artcyfi datang. Presiden agung Mosira.”
Presiden yang mereka anggap ratu dan mereka puja karena memberi mereka
kemakmuran akhirnya datang , keadaan sontak menjadi hening dan penduduk Mosira
seraya menundukkan kepala mereka untu memberi salam kehormatan. Kemudian tepuk
tangan menjadi meriah.
“Rakyat
ku,,Inilah kebangkitan kita, negeri Mosira ! Terima kasih atas segala yang
kalian beri pada negeri kita tercinta. Negeri Mosira! Ayolah kita kembali bangkit
dan jangan puas akan semua ini karena kita harus tunjukkan bahwa Mosira adalah
negeri terbaik. Kita buktikan bahwa Mosiralah sang dewi matahari terbit!” Tepuk
tangan kembali terdengar seusai ucap Presiden Mosira yang membangkitkan
semangat tersebut terurai. “Mulai hari ini kitalah matahari terbit dunia.”
Sambutan
telah usai disusul pesta yang bergelimpang kemewahan serta kebahagiaan. Semua
menari bersatu dengan alunan nada merajut dalam bebauan kemenangan, semua
sangat menikmati. Beberapa pemuda saling bercakap membicarakan betapa cantiknya
Presiden Artcyfi, disatu sisi Rethertari seorang anak dari raja terdahulu terus
memandang salah seorang dari kerumunan pemuda itu. Seorang panglima besar
negeri Mosira.
“Bagaimana
bisa mereka melakukan ini pada ku dan keluargaku, lima generasi kami membangun
negeri ini namun hanya dengan seorang anak yang tak jelas itu mereka beraninya
melupakan kami. Ini keterlaluan!” Dengan nafas yang menggebu serta hentakan
nafas kemarahan ia menatapnya dengan tajam
“Benarkah
ini karenanya?” Meriaten yang merupakan bayangan dari Rethertari mencoba
mengejeknya
“Apa
maksud mu? “
“Ini
tidak sepenuhnya tahta kan? Jendral!!” katanya sedikit memaksa
“Apa
maksudmu? Ahhhhh....” sepertinya ia mulai terpojok atau berusaha menjaga
kewibawaannya yang kemudian membawa langkah kakinya pergi dari kerumunan pesta
tersebut.
“Putri,
ayolah katakkan pada ku!” ucapnya yang segera mengikuti langkah jejak didepan
dengan sigap
“Apa?
Putri? Kau tak salah,kau gila?“ Ia dihadang oleh beberapa orang yang merasa
bahwa dirinya gila atau bahkan tersihir dan seorang pembangkang.
“Sadarlah
gadis kecil kini keluarganya bukanlah siapa pun yang berharga dan dia tak layak
dipanggil begitu, jikalau Ratu Artcyfi medengar mungkin kau akan dipenggalnya.”
Langkah
kaki Rethertari terhenti mendengar cibiran yang menggores luka dihatinya, kini
bukan hanya ia yang terhina namun seluruh harga diri keluarganya “Berhenti, ku
bilang berhenti berkata seperti seperti itu, tanpa keluarga ku Negeri Mosira tidak
akan seperti ini?” Begitu mudahnya kalian melupakan jasa keluarga ku, Raja
kalian. Sebelas, kalian lupa. Beraninya kalian membandingkan keluarga ku dengan
Presiden kalian yang tak jalas asal muasalnya?”
“Apa
kau bilang, kau, keluarga mu. Kami tak peduli. Negeri Mosira seperti ini karena
Presiden Artcyfi, karena Ratu kami, ratu baru kami, Ratu Artcyfi, bukan karena
keluarga mu yang membuat Negeri Mosira miskin.” Dibantahnya perkataan
Rethertari oleh seorang warga yang didukung rakyat.
“ Kalian,
beraninya kalian....”
“Hentikan!”
Tanpa disangka Presiden Artcyfi datang diantara pertikaian tersebut “Aku
menjadikan Negeri Mosira sebagai Negara Demokrasi agar rakyat ku bisa saling
berpendapat bebas dengan memperhatikan etika, bukan menyakiti perasaan orang lain.
Jangan sampai terulang lagi. ”Perintahnya
dengan penuh kebijaksanaan
kemudian membiarkan massa untuk bertindak dengan kedewasaannya.
“Jika
bukan karena Ratu Artcyfi, kau akan...” ucap lagi beberapa penduduk
Presiden
Artcyfi kemudian berbalik arah memandangi kerumunan massa itu lagi
“Negeri
yang besar adalah Negeri yang tak pernah melupakan sejarah. Bersikaplah seperti
itu rakyat ku, hargai! Jangan mempermalukan diri kalian sendiri.” Perkataanya
membuat seluruh hadirin yang terlibat maupun tidak menjadi hening dan
membubarkan segalanya.
Rethertari
dan Meriaten terkapar ditengah bekas pesta yang semakin dipandang semakin
kosong dan hening. “Aku tak percaya!”
.***.
Suasana
semakin memburuk terutama dari penekanan otoriter sang Ratu Madona terhadap
anaknya dan cucunya tidak mengancurkan rencananya. Reyna sangat dibuatnya
tertekan, ia ingin sekali mendapat maaf dari ibundanya serta masuk dalam
lingkungan istana. “Sampai kapan kau akan seperti ini? You’re a prospective
queen. Pikirkan masa depan mu, masa depan keluarga kita dan masa depan negara
kita.”
Tatapan
mata yang begitu tajam terujuk atas ucapan sang ibunda “mengapa aku?”
“Karena
hanya kau yang kami punya,nak.”
“Aku
tak bisa, mengapa harus aku? Kenapa bunda, kenapa? Kau dapat memilih jalan yang
kau inginkan walau kau tau itu tak benar, lalu kau memaksa aku. Kenapa? Maaf
aku tak akan, maaf!” Langkahnya membimbing perputaran poros dan ia mulai
melangkahkan kakinya.
“Ku
mohon, lakukanlah! Bunda mohon, ini permintaan ku yang pertama dan terakhir.” Tanpa
peduli ia tetap berjalan dan hanya sebercak air mata yang mengalir dimatanya. “Lakukanlah,
paling tidak untuk negara mu.” Untuk kali ini langkah kakinya terhenti dan ia
mengucap sepatah kata. “Jangan bawa masalah ini pada negara, ini untuk mu bukan
yang lain.” Seusai itu ia meninggalkan segala yang mampu dilihat sang ibunda.
Reyna hanya bisa melihat anak yang selama ini ia besarkan menghiraukannya
seperti itu. Walau ia tau bahwa hal ini yang dulu ia tolok dan nyatanya ialah
anak yang mirip dengannya namun bukan itu yang jiwanya harapkan. Tubuhnya
bertunduk pada bumi dan mengharap hal yang ia tau mustahil.
Bintang
sangatlah cerah tapi tak secerah malam yang ia ketahui adalah akhir dari
harapan kembalinya ia ketempat asalnya. Ratu Madona mulai mendekati Reyna dan
ia tertunduk pada nasib. Semua kebohongan terlontar dari bibirnya namun satu
hal menyakitkan kembali ia dengar.
“ Dimana
dia, jadi seperti ini. Jika hal ini gagal maka kau tau kan. Jangan menjadi pengkhianat
untuk kedua kalinya.” Detak nadinya semakin tak teratur bersama dengan aliran
tangis yang menyiksa, tubuhnya semakin jatuh dan benar benar ia menangis “Maafkan
bunda nak, dimana kau? Bunda mohon, ku mohon datanglah!” Tangisannya teralut
dalam bintang yang sedang numpang lewat.
“Kau
bukan bunda ku.” Ucap tersebut membuat wajah sang ibundanya terlempar
kearahnya. “Kau bilang tidak boleh cengeng, mengapa menangis?” Matanya penuh
sendu dan ia berbalik arah, Reyna melihat dan tersenyum bangga dengan sang
anak. Ia segera berdiri dan mengikuti sang anak masuk keruang aula kerajaan
untuk melaksanakan tujuan.
Ratu
Madona tak membuang waktu ia segera meminta perhatian agar semua rencananya
tidak berkelok.” Hadirin sekalian mohon perhatian, kita akan segera memulai acara
pertunangan Putri negeri Fossvahwa dengan pangeran Negeri Lav Istoc. Inilah
Putri Chlrien Missvahwa.” Seketika ia mengikuti kumandang dan menunjukkan
dirinya pada hadirin. Semua mata terpana pada kecantikan sang Putri tak
terkecuali Pangeran Laiskey yang sedari tadi matanya terpana tanpa kedip. Dalam
dalam dan semakin dalam begitu saja semua tentangnya menjadi ia ketahui. “Salam
saya paduka.” Ia begitu kaget mendengar merdu suara sang Putri, tingkahnya
mengundang tawa namun semua terbendung karena ia seorang Pangeran yang akan naik
tahta setelah pernikahan ini.
Acara
penyematan cincin simbolik dimulai, pengiring telah ada diantara mereka
mengantarkan cincin. Pangeran Laiskey mengambil cincin tersebut dengan mata
hatinya karena mata sejatinya tak lepas memandangi kecantikan gadis didepannya.
Sementara Putri Chlrien dengan cepat menyematkan pada pria yang sebentar lagi
akan menjadi suaminya. Ia masih belum dapat menerima hal itu dan segera
meninggalkan ruangan menuju taman belakang istana, langkah kaki pun membimbing
sang Pangeran ketempat yang dilalui sang Putri. Chlrien terus menatap cincin
yang bersarang dijari manisnya dengan mat berkaca.
“Putri.”
Sapa pangeran yang sedari tadi mengikuti. Sangat kaget itu yang dirasa sang
Putri. “mengapa? Kau tak bahagia? Apa yang tidak kau suka?” pangeran mulai
menghujani pertanyaan yang membuatnya terlihat terpojok.
“Bukan
begitu, kau sangat menawan,terlihat baik dan cukup tampan namun ini sangat
cepat. Ini pertemuan pertama jadi maafkan aku, bisakah? Ah,,, maafkan saya
paduka.” Mengatakan itu membuat ia semakin bingung, sang pangeran mulai
berjalan mengelilingi dirinya.
“Kau
sangat cantik, dan polos.” Tubuhnya terhempas sedikit kedepan namun terdekap
erat pada pelukan Pangeran muda itu.
“Jangan
khawatir, semua milikmu. Aku menyukai mu bahkan cinta. Mungkin sangat sulit
dipercaya namun ku rasa kau akan tau. Jadilah istriku, aku tak peduli tentang apa
yang akan terjadi. Bersediakah ?” Perkataan tersebut terlihat sangat asing,
seorang Pangeran. “Tapi,kau tak tau siapa aku!”
Pelukannya
berhasil ia lepas dan itu membuat tanda tanya besar pada sang Pangeran. ”Sudah
ku katakkan, aku tak peduli siapa dirimu dan bagaimana dirimu karena aku
mencinta mu. Itu tak penting sekarang.” Hatinya semakin tak menentu dengan
perkataan Pangeran yang baru saja ia dengar, langkah kakinya pun mendekati
dirinya. Tubuhnya kembali didekap, ia hanya berpkir apa yang harus ia lakukan.
.***.
Suasana
bandara sangat ramai, ia tak terbiasa dengan suasana seperti itu, dimana pun
selalu dikawal. Pengalaman pertama untuk Raja Laiskey. Chlrien melihat
perjuangan yang ia nilai cukup untuk mengawali perjalanan ini.
“Aku seorang artis, apa itu tak masalah?” Disela
keringat yang bercucuran ia berusaha menyakinkan itu bukanlah masalah besar.
Namun apa harus dikata ini bukan seperti pemandangan yang biasa ia ketahui.
Seorang Ratu hanya boleh melihat Raja namun ia mendapati Ratunya bermesraan
dengan pria lain,walau hanya sebuah kedustaan namun hal itu membuat hati, dan harga dirinya terhina.
“Film
macam apa ini, tidak tau diri. Seharusnya mereka tau siapa kami, terutama
laki-laki hidung belang itu. Ah...beraninya ia berciuman dengan Ratu ku.” Ia
menghela nafas yang panjang, bulan madu yang jauh dari kata menyenangkan bahkan
senyuman Chlrien jauh lebih lepas dibanding dengan pria lain. Ingin ia membunuh
mereka semua.
“Kau
baik? Jadi kau marah. Jika seperti itu kita akhiri saja sebelum lebih banyak
yang kta korbankan.” Kedatangan Chlrien membuatnya senang sekaligus kecewa.
“Apa
maksud mu. Enak saja, tidak aku...”
“Marah!
Katakan saja” tanpa rasa taku seperti di negerinya ia mencela perkataan seorang
Raja
“Tidak
,aku tidak....” belum usai ia keluarkan kata, ada seseorang yang datang dan
mengalihkan perhatian Ratunya. “Hyun Kyo,....huh siapa dia?”
“Siapa
kau, mengapa kau memanggil Ratu ku..Hyun Kyo?”
“Pria
ini lucu, ia menyebutmu Ratu ,apa dia sasaeng fans. Kau harus berhati-hati
mungkin ia akan menyakiti mu?” Ucapan Donghae membuatnya semakin tak mengerti,
yang pasti ia marah sekali melihat Ratunya sangat akrab dengan pria lain. “Hyun
kyo siapa, apa itu Ratuku, katakan hey....” Hal itu yang selalu ia pikirkan sekarang.
“Bagaimana jika makan siang?” Tanpa
mempedulikan teriakan dari Raja Laiskey, ia dengan santai mengajak Donghae
makan siang bahkan ia tidak menawarkan pada Laiskey. Langkah Dong Hyun couple ini mulai terjadi meninggalkan
Laiskey yang sangat kesal. Ia semakin kesal ditinggalnya sendiri.
“Kalian,
mau kemana, hey... pria gila jangan bawa istriku.” Ia mengikuti jejak langkah
dua orang didepannya.
Mereka
menuju salah satu Restaurant ternama
di daerag Gangnam. Pelayan mulai datang menawarkan buku menu. Ia menatap tajam
kearah depan. Donghae dan Hyunkyo begitu akrab berbicara bahkan mereka saling
bertanya menu apa yang akan dipesan. Kemudian ia hanya menjadi kambing congek
yang mendengarkan guyonan dan tawa bahagia mereka selama menanti makanan. Saat
makanan datang ia hendak mengambilkan makanan untuk disuapkan pada Ratunya
namun apa daya harus ia lakukan bahwa ternyata Donghae telah menyuapinya dengan
penuh mesra. Sesuah saus menodai salah satu sisi bibir kecil nan merah milik Putri
Mahkota Negeri Fossvahwa, dengan penuh kelembutan tangan Donghae menyentuh
bibir yang bahkan belum ia sentuh. Amarah yang menumpuk mengeluarkan asap pada
ubun-ubunnya bahkan bom waktu yang sejak tadi tersimpannya pun semakin meledak.
“Menjauhlah
kau,Singkirkan tangan kotormu. Dia Ratu ku dia istri ku, kau dengar dia Ratuku.
Kau tak tau siapa kami. Kau kau kau...” Tangannya ditarik dan dibawa pergi
hingga tak sempat menyelesaikan maksud. Mereka kembali ke Hotel, disana Chlrien
mengutarakan kekecewaannya tanpa memikirkan perasaan Laiskey dan statusnya. Ia
merasa ini kesempatan besar. Sangkin kecewanya Chlrien pergi meninggalkan
Rajanya yang sedari tadi terdiam tanpa berkomentar.
Malam
yang cukup dingin untuk musim panas. Suasana begitu hening, ia berdiri ditepi
balkon hotel seorang diri sampai akhirnya sang Raja datang perlahan
disampingnya setelah berpikir sangat panjang dan sangat dalam.
“Aku
tau sekarang mengapa kau khawatir, namun kini aku pun mengerti! Aku tidak tau
dunia luar, selama ini yang ku tau hanya hidupku dan ternyata aku sangat
memalukan. Jadi bisakah kau maafkan diriku,.. tapi kau jangan besar kepala. Aku
ini Raja, seharusnya kau...sudahlah.”
Sang
Raja mulai berjalan mendekati Ratunya setelah melihat seberkas senyum tergores
diwajahnya, yang kemudian mengkecup mesra sang Ratu lalu mendekapnya terlahan.
Chlrien
mengantar Raja Laiskey kembali ke Kerajaan Lav Istoc dan ia bergegas melakukan
aktivitas yang sebenarnya.
“Raja
ku, mengapa anda membiarkan Ratu mu, anda tak takut kehilangannya?” Seorang
penasihat kerajaan membanikan diri bertanya dan hasilnya. “Itu karena aku
mencintainya, dan aku tak ingin ia pergi dariku.”
.***.
Kerajaan
Mosira terus berkembang pesat menguasai sektor perdagangan Internasional, namun
hanya Kerajaan belahan barat yang belum tersentuh. Kedua pihak sepakat untuk
melangsungkan pertemuan mengenai kerjasama mereka. Presiden Artcyfi berusaha
menyiapkan semua yang diperlukan demi berlangsungnya kerja sama yang akan membuat negerinya semakin berkuasa terutama
untuk menyaingi negeri besar seperti Kerajaan Lav Istoc dan Kerajaan Fossvahwa.
Saat pertemuan berlangsung Raja Laiskey sangat dibuatnya terkaget dengan mrlihat
Presiden Artcyfi. Ia hanya terdiam mengamati Presiden negara Mosira.
“Raja
ku, hamba mohon maaf. Akankah anda merasa bahwa Presiden Artcyfi seperti....”
“Aku
mengetahui maksud mu,tidak mungkin itu dia. Sudah tidak perlu minta maaf kau
penasihatku.”
“Terima
kasih paduka.” Ucap sang Penasihat Kerajaan Lav Istoc
Seusai
pertemuan ia berusaha menghubungi Ratunya namun tak terhubung. Tentu membuatnya
semakin curiga. Ia pulang dan berharap menemui Ratunya. Dengan penuh tergesa ia
sanagt menyesal telah berpikir buruk mengenai Ratunya. “Ada apa suamiku?”
“Mengapa
kau selalu membuat ku khawatir?”
Tanpa basa
basi ia melepas rindunya. Dimalam hari ia selalu berpikir sebenarnya siapa
Raja, ia atau istrinya. Hal ini dikarenakan istrinya begitu sibuk melebihi
dirinya. Padahal yang ia tau Ratunya seorang desainer dan aktris, ibunya
pemilik butik ternama, ayahnya pengusaha saham terbesar didunia dan neneknya
Ratu Madona adalah Ratu Kerajaan Fossvahwa. Ia ingin sekali bicara dari hati
kehati namun hal ini tak pkunjung terealisasi. Waktu semakin malam, ia mencari
Ratunya dan mendapatinya sedang berkomunikasi via telephone. Kerajaan? Ia kaget
mengapa ia bicara mengenai Mosira, apa hubungan semua ini. Ia mulai berpikir
bahwa Ratunya seorang penghianat. Logika dan hatinya bertempur hebat, rasa
cinta yang mendalam menyakinkan bahwa itu tak mungkin lalu mengapa bisa. Saat
Chlrien masuk dihadapannya tatapannya mengundang tanya.
“Paduka,
Ada apa? Megapa kau melihatku seperti itu?”
“Katakan
dengan jujur, apa hubungan kau dengan Negeri Mosira? Kau menghianati kami?” hal
itu menyetrum segujur jiwa raganya, namun ia tertawa kecil.
“Kau
berpikir seperti itu, baiklah.”
Tak
puas mendengar perkataan istrinya, rasa kecewa itu menumpuk dan berujung pada
tamparan. Laiskey tak percaya dapat melakukan hal itu pada Ratunya tercinta ia
benar lepas kontol dan meminta maaf namun dibalas senyuman licik.
“Anggap
ini penebusan dosa ku. Aku bukan penghianat. Atau mungkin ya. Kau marah, kau
Raja.Kau berusaha melindungi semua hal mengenai Kerajaanmu bukan. Itulah yang
ku lakukan! Aku tak tahan melihat rakyatku idup miskin dan menderita. Aku ingin
mereka merasakan menguasai dunia. Apa aku salah? Jika kau Rajanya, apa kau akan
diam? Bukankah tidak! Itu yang ku lakukan.”
“Ratu
ku apa maksudmu, jangan pergi. Ratu ku katakanlah. Chlrien katakan. Ini
perintah raja, kau dengar. Ini perintah Raja?”
“O...Aku
tak peduli, aku juga sepertimu ingin menjadi pemimpin yang melayani rakyat!”
Chlrien
begitu saja meninggalkan keadaan tanpa menyelesaikannya. Ini membuat Raja
Laiskey berpikir sangat keras untuk mengungkap apa yang sebenarnya terjadi.
Pera menteri berbicara panjang lebar mengenai kerja sama dengan Negeri Mosira
namun ia hanya terdiam memikirkan apa yang harus ia lakukan dengan bijaksana.
Penasihat Raja mulai menyadarkannya.
“Paduka,
apa anda sakit?”
“Aku
mengerti maksud kalian,kalian kirim berkas itu kekediaman saya.” Para menteri
semua bertanya dengan keadaan itu namun Raja sudah mengeluarkan perintah dan
mereka harus melaksanakan. “Baik yang mulia.”
Semua
penghuni Istana kaget melihat ruangan Raja kosong dan hanya menyisakan secaik
surat. Beliau mengatakan bahwa ia akan kembali saat penandatanganan kerja sama
dengan Negeri Mosira. Ia mendarat di bandara yang pertama kali ia kunjungi
bersana Ratu Chlrien.
.***.
Ia memutuskan
untuk pergi mengunjungi pria yang dulu membuatnya cemburu. Ditengah lokasi
syuting ia menjadi benalu, memaksa untuk bicara. Semua orang protes namun
Donghae memandangi Laiskey dan perasaannya mengatakan untuk memberi kesempatan
kepada Laiskey.
“Hey
bro, kau terlihat sangat agresif. Siapa kau? Sebentar biar kau tebak,aaa.. Kau
fans Hyun kyo yang memanggilnya Ratu ku, Istri ku(ia mempraktekan dengan gaya lebay). Seorang sasaeng fans?” tanpa
buang waktu Laiskey bertanya “Siapa dia?”
“Apa
maksud mu?” ucap Donghae dengan sedikit terkejut
“Siapa
itu Hyun Kyo?” Donghae bingung mendengar pernyataan itu “Kau bukan fans nya,
jadi...” mereka berdua mulai bercerita, Laiskey mulai tau bahwa hyukyo adalah
Ratunya.
“Kapan
kau mengenalnya,boleh ku tau ceritanya?”
“3
tahun yang lalu. Kami satu management,
dia... sangat special. Sebelum aku
tau dia istrimu, aku menyukainya.”
“Apa
kalian sedekat itu?” tanya Laiskey dengan ragu
“Sejak
dia datang, memang pusat perhatian telah dimilikinya. Bahkan aku sangat
berjuang untuk dapat sedekat ini. Aku jatuh cinta, bukan hanya aku tapi semua
hyung ku dan dongsaengku pun menaruh hati padanya. Dia selalu bertutur kata
lembut dan unik. Wanita dambaan.” Donghae mengenang kisah awal pertemuan dengan
Hynkyo
“Manis
dan lembut kata mu?”
“Dia
tak pernah berkata dengan bahasa tak baik namun perkataannya sangat menusuk.”
“Sebenarnya
kami pernah menjalin hubungan, namun dia membingungkan. Terkadang dia sangat
otoriter dan egois namun terkadang ia bisa sangat manis dan lembut bahkan
menjadi wanita dewasa.”
“Nasibku tak jauh beda. Aku memang menikahinya
namun hanya sebuah skenario perjodohan.”
“Apa
kau mencintainya?”
“Sangat...
Cinta itu begitu menyerap dalam aliran darahku saat aku pertama menatapnya.
Tatapan sihir.”
“Ya
kau benar.”
“cincin
itu?” Laiskey melihat kearah cincin di leher Donghae
“Ini
miliknya, dia sangat menyukai kalung. Cincin ini pertama ku beli untuknya saat
pernyataan cinta ku. Namun hanya kenangan yang mungkin hanya aku yang ingat”
ucapnya dengan mata sedikit berkaca
“Boleh
ku tau, mengapa hubungan kalian berakhir.” Tanya Leiskey terhati-hati
“Entahlah
aku ini tak jelas. Dia pergi menghilang begitu saja dan tiba-tiba muncul
bersamamu. Aku berharap saat ia kembali aku dapat melamarnya agar dia tak perlu
menghilang namun seperti ini.”
“Hubungan
kalian belum berakhir! Aku merebutnya darimu? Aakkkuuu...maaf.”
“untuk
apa?”
“Maaf
karena berteriak padamu, maaf karena aku mempermalukanmu, maaf karena membuatmu
menderita, maaf karena telah merepotkanmu, maaf karena aku merebut dia dari mu,
maaf membuatmu mengenang hal pahit, maaf karena aku menagis dihadapanmu.”
“Sudahlah.
Aku hanya ingin kau menjaganya dengan baik, bahgiakan dia. kau ini kan Raja,
jangan mengangis.”
“Kau
sendiri menangis.”
Mereka
menangis bersama beberapa detik hingga mereka salng menatap dan sadar serta
merapihkan segalnya seperti tak ada apa pun dan kembali ke masalah inti.
“Mengapa
dia mengubah namanya?” Tanyanya kepada lawan bicaranya
“Haaahhh,,,,oh
itu. Sejak aku mengenalnya, Choi Hyon Kyo lah namanya. Jadi kalian benar-benar
seorang Raja dan Ratu.” Donghae berbalik bertanya
“Namanya
Chlrien Missvahwa, ia adalah cucu tunggal Kerajaan Fossvahwa dan aku Laiskey
Dewa Nahwagung, Raja Karajaan Lav Istoc.” Jelasnya. Dengan tercengang ia
mendengarkan penjelasan yang ia tak tau apa yang jelas. Mulutnya tebuka
beberapa centimeter dan kepalanya jatuh ditahan tangan sendiri.
.***.
Laiskey
kembali dengan sejuta pertanyaannya yang ada dikepala maupun dihatinya. Ia
membaca banyak buku untuk megusir kegundahan sekaligus mencari pemecah masalah.
Ia terdiam dan berpikir cukup lama pada kalimat “Gangguan Identitas Disosiatif”.
Ia
kembali pada sahabat baru didunia lain, ia menceritakan semua yang ia baca dan
yang ia pikirkan. Kemudian Donghae terdiam sejenak. Ia teringat pada suatu hal.
“Dosen
itu......”
“Ada
apa?”
“Saat
aku pergi ke Universitas Oxford, saya bertemu dengan salah seorang Mahasiswa
yang wajahnya sangat mirip dengan Hyunkyo namun identitasnya berbeda. Saat aku
menanyakan pada pihak Universitas ternyata ia benar mahasiswi Oxford.”
“Kau
yakin?” Pikirannya semakin penuh dengan pertanyaan baru ketika Donghae memberi anggukkan
dari pertanyaan yang ia beri.
.***.
Pikiran
tersebut terus tengiang hingga ia tiba di negeri Mosira. Tatapan matanya
mencari apakah ada Ratunya disini. Saat Presiden Artcyfi masuk ia memandangi
bahwa benarkah ia Ratu Chlrien, dia istrinya dan dia gila. Ia selalu bertanya
didalam hati dan pikirannya. Saat keputusan kerja sama disepakati, kedua
perwakilan kedua pihak maju untuk menandatangani surat kesepakatan. Dari Negeri
Mosira diwakili oleh Presiden Artcyfi dan Laiskey adalah perwakilan dari Negeri
Lav Istoc dan Fossvahwa. Saat mereka saling menatap dan berjabat tangan.
Laiskey meraih tangan wanita didepannya,dan menatapnya penuh misteri hingga
membuatnya sedikit takut dan kesakitan
“Siapa
kau, lepaskan!” Semua hadirin dibuatnya terpana, ada beberapa yang berusaha
menolong. “Kau....tidak tau diriku...benarkah!” Melihat wajah wanita
didepannya, ia yakin bahwa ia tak berbohong tapi ... ia akhirnya ingat bacaan
yang ia baca “kau gila?” Semua terkaget mendengar ucapan Raja Laiskey, pihak
Kerajaan Mosira merasa tak terima dan menganggap ini adalah penghinaan. Wanita
itu hanya tertawa. Semua lebih bingung melihat Presiden Mosira, ia tak
tersinggung tapi tertawa. Apa ia benar gila, hal itu yang dipikirkan para
hadirin. “Chlrien, kau itu memang kau. Kau istri ku?”
Wanita
itu pun keluar lalu Laiskey mengikutinya untuk mendapat kepastian. Dengan
sekuat kecepatan lari, ia meraih tangan wanita tersebut.
“Ratuku,
kau ratu ku. Katakan, itu tak masalah.” Wanita itu mendiamkan langkahnya dan
kemudian menuju pria itu hingga tangannya lepas.
“Paduka,
maafkan saya. Ya, aku Chlrien. Aku ratu mu, memang ada apa? Mengapa kita
disini?.” Laiskey cukup puas dengan jawaban itu dan bertanya. “Mengapa kau
menjadi Artcyfi, Presiden Mosira?”
“Artcyfi
siapa dia, suamiku?” Jawaban yang sangat mengejutkan, menimbulkan petir baru.
Chlrien yang nampak tak mengerti dan Laiskey yang dibuatnya semakin bingung,
Leiskey berusaha menahan semua tanya yang mendesak otaknya. Akhirnya mereka pergi
meninggalkan aula tersebut, mereka makan malam bersama. Seusai makan malam itu,
Laiskey mencari istrinya. Ia menghilang, dan pulang tanpa ratunya. Ia menyuruh
seluruh orang mencari istrinya termasuk rakyat Mosira yang ternyata kehilangan
Presidennya.
Waktu
berlalu dan kabar Ratu Chlrien belum diketahui begitu pula dengan Presiden
Artcyfi dan Hyun Kyo. Mereka menghilang ditelan bumi. Hal itu membuktikan
bahwanya dugaan yang Laiskey pikirkan adalah kebenaran mutlak. Kondisi ini
membuat perekonomian negeri Mosira menurun, mereka saling membahu bukan untuk
pertumbuhan ekonomi melainkan menemukan Ratu Lav Istoc dan Presiden Artcyfi.
Walau pada akhirnya pihak Kerajaan Lav Istoc memutuskan mengakhiri kerja sama mereka,yang dinilai
sudah tak menguntungkan.
Untuk
kesekian kalinya ia pergi mengadakan kerja sama dengan negara lain semenjak
Ratunya menghilang.Namun keli ini berbeda. Ia pergi bersama rombongan kerajaan.
Ratu Madona dan anaknya Putri Reyna ikut dalam pertemuan tersebut. Kerajaan Fossvahwa
mulai tidak percaya dengan kerajaan menantunya semenjak menghilangnya Cucu
tunggal pewaris tahta, Putri Chlrien Missvahwa. Mereka takut pihak kerajaan Lav
Istoc berkhianat dan menusuk mereka.
Saat
didepan ruangan aula seorang wanita berjalan diarah berlawanan. Laiskey
menabrak wanita tersebut. Wanita itu hampir terjatuh dan ditangkap oleh dekapan
Laiskey. Semua kaget dengan peristiwa tersebut. Bukan karena tabrakannya namun
akibat wajah wanita itu mirip dengan Chlrien Missvahwa. Tak lama wanita itu
bangkit dan menundukkan kepala untuk minta maaf namun semua orang hanya fokus
memandanginya. Ia mengulangi perkataannya dengan lebih keras.
“Maafkan
aku, permisi.” Melihat respon yang sama ia langsung pergi karena bingung.
Beberapa langkah kepergiannya Laiskey mengejarnya dengan sigap dan meraih
tangannya.
“Apakah
itu kau? Kau Istri ku, Ratu ku. Putri Chlrien Missvahwa? Apa itu kau?” Hasil pertanyaan
itu hanya berupa senyuman manis. Lalu wanita tersebut pergi menghilang dari
pandangan mereka semua.
.***.
THE
END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar