BAB I
KLASIFIKASI TEKNIK PEMISAHAN
KLASIFIKASI TEKNIK PEMISAHAN
Dalam kehidupan sehari hari seringkali ditemui suatu campuran, baik
campuran heterogen maupun campuran yang homogen. Proses untuk mendapatkan
analit yang murni dari suatu campuran, disebut dengan pemisahan. Dalam kimia
analitik, pemisahan merupakan proses yang sangat penting sebelum dilakukan
analisa baik analisa kualitatif maupun analisa kuantitatif. Pemisahan bertujuan
untuk memisahkan analit yang diinginkan dari analit yang tidak diinginkan.
Adanya analit yang tidak diinginkan dapat mengganggu pengukuran dalam analisa. Proses
pemisahan dapat diklasifikasikan berdasarkan :
a.Tahapan Proses pemisahana
1. Metode pemisahan sederhana, yaitu
pemisahan yang berlangsung satu tahap
2.
Metode pemisahan kompleks, yaitu pemisahan yang terdiri dari beberapa
tahap,misalnya sebelum pemisahan campuran perlu diberi bahan tambahan kimia,
atau perlu dirubah pHnya, atau ukurannya perlu diperkecil
b. Jenis campuran
1.Jika campuran bersifat heterogen, maka untuk pemisahan analit dari
campuran dapat dilakukan dengan cara fisika seperti sedimentasi,filtrasi,kristalisasi,
destilasi, sublimasi dan sentrifugasi
2. Untuk campuran homogen pemisahan analit
dapat dilakukan secara kimia dengan cara adsorpsi, ekstraksi, kromatografi. Selain itu juga
dapat dilakukan berdasarkan perbedaan kelarutan, berdasarkan pembentukan senyawa
kompleks dan pembentukan endapan
c. Berdasarkan mekanisme
pemisahan
Berdasarkan mekanisme pmisahan , dapat dibedakan scara fisika dan secara kimia
Secara umum klasifikasi teknik pemisahan ditunjukkan pada tabel 1.1
di bawah ini
Tabel1.1 Klasifikasi Teknik Pemisahan
No
|
Dasar Pemisahan
|
Teknik Pemisahan
|
1
|
Secara fisika untuk
campuran heterogen
|
Dekantasi
Filtrasi
Sentrifugasi
Destilasi
Kristalisasi
Sublimasi
|
2
|
Secara kimia untuk campuran
homogen
|
Ekstraksi
Penukar Ion
Adsorpsi
Pembentukan kompleks
Pembentukan endapan
|
1.
Pemisahan Secara
Fisika
Filtrasi
Filtrasi adalah proses
pemisahan dari campuran heterogen yang terdiri dari larutan dan padatan dengan
menggunakan saringan yang berpori. Jika campuran ini dialirkan pada pada
saringan, maka bagian larutan akan keluar dari saringan, sementara padatan akan
tertahan pada saringan. Proses pemisahan dengan cara penyaringan dapat dilakukan tanpa menggunakan tekanan ataupun dengan menggunakan tekanan.
Kertas saring dipotong
berbentuk lingkaran, kemudian lipat dua, kemdian dilipat dua lagi. Selanjutnya
buka lipatan dan sobek sedikit salah satu ujungnya, letakkan dalam corong
sehingga tepat melekat pada corong. Tuangkan sedikit demi sedikit campuran
heterogen yang akan dipisahkan.Lakukan penyaringan sampai padatan dan larutan
terpisah. Hasil dari proses penyaringan ini adalah zat padat yang disebut residu dan zat
cairnya disebut filtrat.Penyaringan tanpa tekanan sangat sesuai jika jumlah
cairannya lebih besar dibandingkan
dengan jumlah padatannya
Pemisahan dengan tekanan, biasanya menggunakan vakum. Pada
bagian dasar corong Buchner diletakkan kertas saring, dan letakkan corong Buchner diatas gelas erlemeyer. Campuran yang akan
dipisahkan dituangkan kedalam corong Buchner, Dengan bantuan pompa vacum,
larutan akan kluar melalui corong, sementara bagian padatan akan tetap pada
corong.
Dialisis
Dialisis merupakan salah satu teknik pemisahan berdasarkan ukuran
yang berdifusi melalui membran semi permeabel yang berfungsi sebagai penyaring.
Membran ini biasanya terbuat dari selulosa dengan ukuran pori-pori 1-5nm.
Dialisis biasanya digunakan untuk memurnikan protein, hormon dan enzim.
Untuk memisahkan sampel dari analit, sebelumnya
sampel diletakan pada sebuah tabung yang dilapisi membrane yang kemudian
diletakan pada suatu wadah. Kemudian wadah tersebut diisi oleh larutan yang
komposisinya berbeda dari sampel. Jika konsentrasi antara sampel dengan larutan
berbeda, maka hal itu akan mempengaruhi kecepatan partikel untuk berdifusi.
Partikel besar maupun partikel kecil akan bergerak dengan bebas, akan tetapi
partikel dengan ukuran besar tidak dapat melewati membrane.Pada proses cuci
darah bagi pasien pnyakit ginjal, produk
metabolisme seperti urea, asam urat dan kreatinin dikeluarkan
dari darah dengan melewati membran dialisis.
Sublimasi
Jika sampel berupa zat padat. Pemisahan analit dan campuran dapat
dilakukan dengan sublimasi. Sampel dipanaskan pada suhu dan tekanan di bawah
tiga fase (padat, cair, gas) jika zat padat menguap tanpa melalui fase cair.
Uap kentalnya untuk membersihkan zat padat. Contoh yang baik untuk sublimasi
adalah memisahkan asam amina dari fosil kerang dan endapan dalam laut.
Kristalisasi
Rekristalisasi adalah metode pemurnian padatan.
Untuk mengkristalisasi suatu senyawa kita harus
memilih pelarut yang sesuai dengan senyawa tersebut. Prinsip
rekristalisasi adalah perbedaan kelarutan antara zat yang akan dimurnikan
dengan kelarutan zat pencampur atau pencemarnya
Dimana pada proses ini padatan dilarutkan dalam volume pelarut yang
minimum yang mana kelarutan analit signifikan jika pelarut panas dan kelarutan
analit minim jika pelarut dingin.
Sebagian dari pelarut
dipanaskan dalam labu erlemenyer, dan sejumlah kecil sampel ditambahkan sampai
sampel terlarut lagi atau larut tetap. Proses penambahan sampel dan pelarut
diulang sampai seluruh sampel telah ditambahkan ke dalam labu
erlenmeyer. Jika perlu, kotoran yang tidak larut dihilangkan dengan
menyaring larutan. Larutan ini dibiarkan dingin perlahan-lahan, kemudian
didinginkan dalam penangas es untuk meminimalkan kerugian kelarutan. Sampel
dimurnikan dengan penyaringan dan dicuci untuk menghilangkan kotoran
larut. Akhirnya, sampel dikeringkan untuk menghilangkan sisa
pelarut. Pemurnian lebih lanjut, jika perlu, dapat dilakukan dengan
rekristalisasi tambahan.
Contoh proses kristalisasi dalam
kehidupan sehari-hari adalah pembuatan garam dapur dari air laut. Mula-mula air
laut ditampung dalam suatu tambak, kemudian dengan bantuan sinar matahari
dibiarkan menguap. Setelah proses penguapan, dihasilkan garam dalam bentuk
kasar dan masih bercampur dengan pengotornya, sehingga untuk mendapatkan garam
yang bersih diperlukan proses rekristalisasi (pengkristalan kembali)
Contoh lain adalah pembuatan gula putih dari tebu. Batang tebu dihancurkan dan diperas untuk diambil sarinya, kemudian diuapkan dengan penguap hampa udara sehingga air tebu tersebut menjadi kental, lewat jenuh, dan terjadi pengkristalan gula. Kristal ini kemudian dikeringkan sehingga diperoleh gula putih atau gula pasir.
Contoh lain adalah pembuatan gula putih dari tebu. Batang tebu dihancurkan dan diperas untuk diambil sarinya, kemudian diuapkan dengan penguap hampa udara sehingga air tebu tersebut menjadi kental, lewat jenuh, dan terjadi pengkristalan gula. Kristal ini kemudian dikeringkan sehingga diperoleh gula putih atau gula pasir.
Sentrifugasi
Jika analit dalam sampel
memiliki massa dan massa jenis yang berbeda, maka pemisahan dapat dilakukan
dengan cara sentrifugasi. Sampel, sebagai suspensi, diletakkan dalam tabung
sentrifuge dan diputar dengan kecepatan yang tinggi. Partikel-partikel dengan
gaya sentrifugal yang lebih besar memiliki sedimentasi yang lebih cepat dan
secara khusus ditarik ke bagian bawah dari tabung sentrifuge. Untuk
partikel-partikel dengan massa jenis yang sama, pemisahannya bergantung pada
massa, dengan partikel yang lebih berat memiliki tingkat sedimentasi yang lebih
besar.
Sentrifugasi
ini penting sebagai teknik pemisahan dalam biokimia. Contohnya, lisosom dapat
dipisahkan dari komponen sel lainnya dengan sentrifugasi diferensial yang
berulang, di mana lisosom akan mengendap pada bagian bawah tabung sentrifuga.
Setelah
menghancurkan membran sel, larutan disentrifugasi pada 15.000 x g (kekuatan
medan sentrifugal yang 15.000 kali dari medan gravitasi bumi) selama 20 menit,
membuat residu dari membran sel dan mitokondria tertinggal. Supernatant ini diisolasi
dengan menuangkan dari residu dan disentrifugasi pada 30.000 x g selama 30
menit, membuat residu dari lisosom tertinggal.
Destilasi
Jika suatu larutan mengandung
dua analit yang berbeda titik didihnya dapat dipisahkan dengan cara destilasi.
Prinsip dari destilasi adalah pemisahan berdasarkan perbedaan titik didih.
Larutan yang mengandung analit dipanaskan, dan analit yang mempunyai titik
didih rendah akan menguap lebih dahulu. Selama proses penguapan, suhu larutan
tetap dan tidak akan naik.Pemisahan yang sempurna terjadi jika suhu larutan mulai naik, yang berarti
semua analit yang titik didihnya rendah sudah menguap.
1.2
Pemisahan Berdasarkan Reaksi Kompleks
Salah satu teknik yang sering digunakan untuk memisahkan ion ion
yang terlarut adalah dengan mengikat salah satu
ion dengan senyawa khelat atau
ligan sehingga ion tersebut membentuk
khelat. Agen khelat atau ligan disebut
juga sebagai agen penopeng(masking agent).
Secara teknis, masking bukan merupakan teknik pemisahan karena analit
dan campurannya tidak pernah terpisah secara fisik satu sama lain.
Bagaimanapun, masking bisa dianggap sebagai teknik pemisahan pseudo Berbagai
ion dan molekul telah digunakan sebagai agen penopeng ditunjukkan pada tabel 1.2
Tabel 1.2 Jenis jenis ion
penopeng
No
|
Ion
Penopeng
|
Unsur yang Dapat
Ditutupi/dilapisi
|
1
|
CN-
|
Ag, Au, Cd, Co,Cu, Fe, Hg,
Mn, Ni, Pd,Pt,Zn
|
2
|
SCN-
|
Ag,
Cd, Co,Cu, Fe, Ni, Pd,Pt,Zn
|
3
|
F-
|
Al,Co,Cr,Mg,Mn,Sn,
Zn
|
4
|
S2O32-
|
Au,
Cd, Co,Cu,Fe,Pb,Pd,Pt,Sb
|
5
|
NH3
|
Ag,
Co,Cu, Fe, Pd,Pt
|
6
|
Tartarate
|
Al, Ba, Bi, Ca, Co,Cr, Cu,
Fe, Hg, Mn, Pb, Pd, Pt
|
7
|
Oxalate
|
Al,Fe,Mg,
Mn,Sn
|
8
|
Thioglycolic
acid
|
Cu,
Fe, Sn
|
Contoh 1.1
Sarankan zat Penopeng
yang sesuai untuk memisahkan ion Ag+ dengan
adanya ion Ni+2
Penyelesaian
Penyelesaian
Dari tabel 1.2, kita menemukan
bahwa NH3 adalah agen selektif untuk ion Ag+ dengan
adanya Ni.
Contoh 1.2
Tunjukkan bahwa CN- adalah zat penopeng yang sesuai
untuk Ni sedangkan dalam metode
kompleksasi nikel dengan EDTA adalah kurang baik
Penyelesaian
Reaksi yang relevan dan konstan kesetimbangan
Ni2+ + Y 4- -------- NiY Kf = 4.2 x 1018
Ni2+ + 4CN 4- -------- Ni(CN)42- β4 =
1.7 x 1030
dimana Y4-
adalah singkatan untuk EDTA. Sianida adalah zat penopeng
yang tepat karena nilai konstanta
pembentukan untuk Ni(CN)42-lebih
besar daripada untuk kompleks Ni-EDTA. Bahkan, tetapan
kesetimbangan untuk reaksi dengan EDTA yang berperan
menggantikan zat penopeng sangat kecil, menunjukkan
bahwa Ni(CN)42- adalah relatif
inert dengan adanya EDTA
Ni(CN)4-2 + Y4- -------------------- NIY2- + 4CN-
Kf 4.2 x 1018
K = --------- =
-------------- = 2.5 x 10-12
β4 1.7 x 1030
1.3
Pemisahan Berdasarkan pada Wujud Kimia
Destilasi, sublimasi dan rekristalisasi merupakan cara pemisahan berdasarkan
perubahan fisiknya. Reaktivitas kimia dapat digunakan dalam pemisahan yaitu
dengan mempengaruhi perubahan kimia analitnya atau interferent. Contohnya SiO2
dipisahkan dari sampel dengan mereaksikannya dengan HF. Metode destilasi dapat
digunakan untuk menghilangkan ion anorganik yang tidak mudah menguap dengan
mengubahnya secara kimia menjadi bentuk yang lebih mudah menguap. Misalnya NH4+
dapat dipisahkan dari sampel dengan cara merubahnya menjadi NH4OH.
NH4OH merupakan senyawa yang mudah terurai menjadi NH3 dan
H2O. NH3 yang
dihasilkan kemudian dihilangkan secara destilasi. Contoh ion ion lain yang
dapat dipisahkan dengan cara destilasi ditunjukkan pada tabel 1.3
Tabel
1.3 Penerapan destilasi untuk pemisahan ion anorganik
No
|
Analit
|
Pengolahan
|
1
|
CO3-2
|
CO3-2 + 2 H2O -------- CO2
+ 3 H2O
|
2
|
NH4+
|
NH4+
+ OH- --------- NH3 + H2O
|
3
|
SO3-2
|
SO3-2
+ 2 H2O -------- SO2 + 3 H2O
|
4
|
S-2
|
S-2 + 2 H2O -------- H2S +
2H2O
|
Selain
berdasarkan pembentukan senyawa yang mudah menguap, pemisahan ion ion anorganik
juga dapat dipisahkan berdasarkan kelarutan atau pengendapan pada pH
tertentu. Sebagai contoh pada suasana
basa semua ion ion golongan III, IV dan ion transisi akan mengendap membentuk
ion hidroksida, sementara ion golongan I dan golongan II tidak mengendap pada
suasana basa. Selain itu, ion Cu2 +,
Co2 + Zn2 + dan Ni2+, membentuk larutan
kompleks dengan NH3.
Tipe
lain dari reaksi yang dapat digunakan untuk memisahkan suatu analit kimia adalah
pH, karena kelarutan suatu senyawa dipengaruhi oleh pH . Pemisahan berdasarkan
kelarutan pH-tergantung dari oksida dan hidroksida. Larutan yang biasa
digunakan sebagai pelarut adalah asam kuat, basa kuat, atau buffer NH3/NH4Cl.
Secara historis, penggunaan S-2
sebagai reagen pengendapan adalah salah satu contoh awal dari suatu teknik
pemisahan. Ion ion logam kecuali untuk unsur alkali tanah dan logam alkali, membentuk endapan dengan ion
S-2. Karena pembentukan endapan tergantung pada pH,
kontrol pH digunakan untuk menentukan ion logam yang akan mengendap.
Ekstraksi Antara Dua Fasa
Pemisahan suatu sampel yang memiliki satu fase disebut ekstraksi. Ekstraksi
dapat dilakukan dengan metode ekstraksi cair –cair, ekstraksi padat cair dan ekstraksi
gas padat..
Nilai efisiensi suatu ekstrasi, dapat diukur dengan Rasio
Distribusi (D) yaitu rasio konsentrasi total zat terlarut dalam setiap tahap,zat terlarut ada dalam satu fasa, maka koefisien partisi dan rasio
distribusi dapat ditentukan. Namun jika zat terlarut ada dalam lebih dari satu
bentuk, KD dan D biasanya memiliki nilai yang berbeda.
karena nilai D berubah ubah sesuai dengan persamaan
Kd
D = --------------
1 + Ka/H+.
Pemisahan Kromatografi
Pada pemisahan secara kromatografi, prinsip pemisahan berdasarkan perbedaan
distribusi komponen di antara dasa diam
dengan fasa gerak yang kepolarannya berbeda. Keberhasilan pemisahan secara kromatografi bergantung
pada daya intraksi komponen –komponen
campuran dengan fasa diam dan fasa gerak. Jika interaksi suatu komponen
dengan fasa diam tidak kuat, maka komponen tersebut akan meninggalkan fasa diam lebih cepat.
Jika dua atau lebih komponen memiliki
daya interaksi dengan fasa diam
dan fasa gerak hampir sama, maka komponen komponen tersebut sukar dipisahkan. Sistem kromatografi dapat
diklasiifikasikan berdasarkan :
(i) fasa diam dan
fasa gerak.
Sebagai fasa diam maupun fasa
grak dapat digunakan zat cair, gas maupun padatan.Berdasarkan fasa diam dan
fasa gerak kromatografi diklasifikan sebagai kromatografi cair-cair,
kromatografi gas-cair dan , kromatografi gas padat
(ii) Mekanisme
pemisahan
Berdasarkan mekanisme pemisahan
sistem kromatografi dikenal dengan : kromatografi adsorpsi, kromatigrai
partisi, kromatograi eksklusi, kromatografi penukar ion
(iii) Letak fasa
diam
Berdasarkan
letak fasa diam, dikenal kromatografi kolum dan kromatografi planar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar